Posted by : Fahrul
Saturday, November 13, 2021
Manajemen Resiko Proyek
Sebuah manajamen atau cara mengatur bagaimana mengidentifikasi, analisa dan merespon resiko di proyek disebut Manajemen Resiko Proyek. Manajemen dapat membantu mengurangi resiko dan membantu kesuksesan sebuah proyek.
Resiko Negatif dari sebuah proyek adalah kemungkinan untuk mengalami kerugian. Dengan mengetahui resiko negatif kita dapat mencari potensial masalah yang akan muncul dalam proyek dan kemungkinan untuk mengantisipasinya lebih besar. Resiko Positif adalah resiko yang muncul berupa sesuatu yang bagus. Jadi, tujuan dari manajemen resiko adalah meminimalkan resiko negatif dan memperbesar resiko positif.
Risk Utility disebut juga risk toleran adalah jumlah kepuasan yang dapat diterima dari hasil mengatasi resiko. risk utility akan menurun untuk orang yang anti resiko.
Manajemen Resko Proyek ada 6 yaitu :
1. Plan Manajemen Resiko
2. Identifikasi Resiko
3. Analisa Resiko Kualitatif
4. Analisa Resiko Kuantitatif
5. Plan Response Resiko
6. Monitoring dan Kontrol Resiko
Beberapa Sumber Resiko Proyek IT
Beberapa kategori resiko dalam IT yang lain :
- Market Risk
- Financial Risk
- Technology Risk
- People Risk
- Structure/Process Risk
Tahapan Manajemen Resiko Proyek
1. Plan Management Risk
Output utamanya adalah dokumen yang menggambarkan prosedur menghadapi resiko dalam proyek. hal yang perlu diperhatikan dalam plan manajemen resiko adalah Methology, Roles and Responsibilities, Budget and Schedule, Risk Catagories, Risk Probability and Impact, Risk Documentation.
2. Identifikasi Resiko
Sebuah proses untuk mengetahui apa saja potensi yang menghambat atau mendukung proyek. Tools yang digunakan seperti Brainstorming, Teknik Delphi, Interviewing dan SWOT.
Brainstorming adalah teknik mempertemukan semua anggota tim dan penyampaian ide untuk memecahkan masalah. fasilitator yang berpengalaman dibutuhkan dalam sesi brainstorming.
Teknik Delphi adalah teknik yang digunakan untuk mencapai kesepakatan oleh para pakar memprediksi kemungkinan-kemungkinan dalam proyek.
Interviewing adalah teknik untuk mencari fakta dengan cara mengumpulkan informasi face-to-face, by phone, atau diskusi.
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities dan Threat) bertujuan untuk mengidentifikasi resiko.
3. Analisa Resiko Kualitatif
Menghitung Resiko dan dampak untuk menentukan prioritas dan besarnya.
4. Analisa Resiko Kuantitatif
Sering mengikuti analisa risiko kualitatif, namun keduanya bisa dilakukan bersama-sama. Proyek besar dan rumit yang melibatkan teknologi terdepan sering memerlukan analisa risiko kuantitatif yang luas.
Teknik utama meliputi :
- Decision Tree Analysis
- Simulation
- Sensitivity Analysis
5. Monitoring dan Kontrol Resiko
Melibatkan Melaksanakan proses manajemen resiko untuk merespon kejadian risiko.
Output utama Pemantauan resiko dan pengendalian adalah :
- Requested Changes
- Recommended Corrective and Preventive Actions
- Updates to the risk register, project management plan, and organizational process assets
REFERECE :
Putri, Melani Novia, Alizar Hasan Zaidir, and Alizar Hasan. "Analisis Manajemen Resiko Proyek Pembangunan Rumah Sakit Universitas Andalas." Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National Conference. Padang. Vol. 13. 2015.
Prapti, Meniek Srining. "Manajemen Resiko Proyek: Suatu Kajian Teoritis." Jati Undip 2 (2007): 74-83.
Zainuddin, Zainuddin, and Sujiat Sujiat. "MODEL MANAJEMEN RESIKO PROYEK INSFRASTRUKTUR PERDESAAN DENGAN PENDEKATAN SISTEM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN." Teknika 16.1 (2021): 24-35.